Kerusuhan
Pasca-Pemilu: 4 Orang Tewas Ditembak Polisi Papua
Petugas
polisi anti huru hara di kerusuhan dekat markas Bawaslu di Jakarta pada hari
Rabu (22/5). (Foto: Reuters)
Kerusuhan pasca pemilu tidak hanya
terjadi dan memakan korban di Jakarta. Empat orang tewas oleh tembakan polisi
di Papua, akibat kerusuhan yang dipicu oleh pendukung seorang calon
legislatif. Militer, polisi setempat, dan komisi hak asasi manusia, telah
membentuk tim untuk menyelidiki kasus ini.
Oleh: Agence
France-Presse/South China Morning Post
Jurnal Pasee - Seorang bocah laki-laki
berusia 16 tahun adalah satu dari setidaknya empat orang yang ditembak mati
oleh polisi dalam kerusuhan yang dipicu oleh ketidakpuasan atas hasil Pemilu
2019, di provinsi Papua yang bergejolak, kata seorang pejabat.
Lebih dari 300 pendukung
calon legislatif yang mengklaim bahwa dia seharusnya memenangkan kursi di dewan
lokal, menyerang kantor distrik di Asmat.
Kandidat
tersebut—yang tidak diidentifikasi—mengklaim berdasarkan perolehan suara, bahwa
dia seharusnya memenangkan kursi di dewan kota tetapi namanya diganti dengan
nama kandidat lain.
Para
pengunjuk rasa—yang bersenjatakan dengan senjata tajam merusak kantor distrik
itu, kata juru bicara militer setempat Muhammad Aidi.
Empat
tentara yang menjaga pos militer terdekat berusaha mengendalikan para pengunjuk
rasa tetapi jumlah mereka lebih sedikit, dan salah satu petugas mencoba
mengendalikan massa dengan menembaki udara, kata Aidi.
“Massa
menjadi lebih brutal dan menyerang petugas. Dalam situasi yang mengancam
seperti itu, seorang perwira lain dipaksa melepaskan tembakan dan mundur ke pos
untuk menyelamatkan diri,” kata Aidi dalam sebuah pernyataan, pada Senin
(27/5).
Empat
orang—termasuk remaja itu—tewas tertembak, sementara satu lagi cedera dan
dirawat di rumah sakit setempat.
Militer,
polisi setempat, dan komisi hak asasi manusia, telah membentuk tim untuk
menyelidiki kasus ini, kata Aidi.
Pemilihan
presiden dan legislatif di Indonesia juga memicu kerusuhan di ibu kota Jakarta.
Para
pendukung calon presiden Prabowo Subianto telah melakukan protes, sejak hasil
Pilpres 2019 diumumkan minggu lalu, yang memenangkan presiden petahana Joko
Widodo.
Pendukung Prabowo mengklaim
bahwa pemilu itu dirusak oleh kecurangan yang meluas.
Sejak kerusuhan dimulai,
lebih dari 400 demonstran telah ditangkap, menurut polisi, yang menyalahkan
kekerasan tersebut pada “provokator” yang mereka klaim bercampur dengan
kerumunan untuk menimbulkan kerusuhan.
Polisi mengatakan bahwa
delapan demonstran telah tewas, tetapi hanya memberikan sedikit rincian tentang
bagaimana mereka meninggal atau siapa yang bertanggung jawab.
Sekitar 900 orang terluka
dalam kerusuhan itu, menurut Dinas Kesehatan Jakarta.(Sumber:Mata-matapolitik)
Salam JurnalPasee