High Table, Apakah Prabowo Bisa Menang ?
Pasca pengajuan gugatan
kecurangan Pemilu yang dilakukan oleh kubu Prabowo-Sandi, berbagai spekulasi
muncul terkait kemungkinan pasangan nomor urut 02 itu mengubah hasil yang telah
diumumkan KPU. Dengan selisih suara mencapai 16,9 juta, hal tersebut tentu cukup
sulit terjadi. Namun, jika diperhatikan, ada hal lain yang sebetulnya sedang
dikejar oleh kubu Prabowo dalam gugatan ke MK tersebut, utamanya dalam konteks
politik di tingkat elite dan pembentukan opini terkait legitimasi Pemilu secara
keseluruhan.
JurnalPasee - Setelah pengumuman hasil Pilpres
2019 yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memenangkan pasangan
Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin, peta politik nasional dipastikan masih akan
cair dalam beberapa waktu ke depan. Apalagi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sudah
memutuskan untuk menempuh jalur konstitusional dengan mengajukan gugatan ke
Mahkamah Konstitusi (MK).
Berbagai spekulasi pun
bermunculan terkait potensi hasil akhir yang bisa diperoleh Prabowo-Sandi dalam
gugatannya ke MK tersebut. Pasalnya, dengan selisih suara yang mencapai 16,9
juta, peluang pasangan nomor urut 02 tersebut untuk memenangkan kontestasi kali
ini dipastikan akan sangat sulit.
Prabowo-Sandi setidaknya berharap
akan adanya perubahan hasil di 100 ribu sampai 200 ribu Tempat Pemungutan Suara
(TPS). Selain itu, alat bukti yang harus disiapkan tentu saja akan sangat
banyak.
Akibatnya, banyak yang pesimistis
gugatan tersebut dapat mengubah hasil akhir Pilpres 2019. Bahkan, politisi
senior di kubu Prabowo-Sandi, Amien Rais pun menyebutkan hal serupa. Ia pesimis
gugatan kubunya bisa mengubah hasil akhir Pilpres 2019.
Secara matematis memang cukup
sulit untuk melihat peluang Prabowo-Sandi bisa mengubah hasil akhir kontestasi
elektoral di tahun ini. Apalagi, dalam bingkai besar kecurangan Pemilu yang
“terstruktur, masif dan sistematis”, pembuktian yang harus dilakukan tentu
tidak sederhana.
Pasalnya, gugatan kecurangan
Pemilu serupa yang diajukan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) beberapa waktu
lalu dalam bingkai yang sama pun telah ditolak karena alat bukti yang
disampaikan dianggap tidak memadai, terutama terkait link berita. Sementara,
bukti dalam bentuk yang sama kini juga diajukan lagi ke MK.
Walaupun demikian, jika
diperhatikan dari gugatan yang diajukan dan narasi yang dilemparkan ke publik,
sebetulnya ada hal lain yang ingin dikejar oleh kubu paslon nomor urut 02
tersebut. Bahkan, jika mampu dijalankan sesuai perhitungan politik yang ada, bukan
tidak mungkin justru hasil yang diinginkan oleh kubu tersebut bisa tercapai.
Lalu, seperti apa peluang kemenangan gugatan Prabowo-Sandi ?
Hal ini sekaligus menegaskan bahwa
politik di Indonesia memang bergantung pada konteks high table sebutan untuk
patron politik di tingkatan teratas. High table politics meminjam istilah
dari film seri John Wick menjadi penentu arah politik nasional. Apalagi,
demokrasi di Indonesia tidak mengenal ungkapan winner takes all atau pemenang
mendapatkan semua.
Pada akhirnya, hasil akhir
gugatan Prabowo-Sandi di MK sangat ditentukan oleh seberapa besar reasoning
yang dipakai mampu menjadi alat pembentukan opini publik. Selain itu, semuanya
juga tergantung pada seberapa kuat politik kubu Ketua Umum Partai Gerindra itu
di tingkat high table bisa berhasil.
Yang jelas, baik Prabowo maupun
Jokowi sangat menyadari posisinya masing-masing. Publik tentu berharap keduanya
dapat segera bertemu dalam waktu dekat ini.(Sumber:Pinterpolitik)
Salam JurnalPasee