Sandiaga Salahuddin Uno
Politik Ala Sandiaga Uno
Sandiaga Uno
kerap menampilkan aktivitas politik yang menyenangkan, penuh dengan canda tawa,
penuh dengan energi positif. Sandiaga membangun narasi politik kebahagiaan
dalam dirinya.
JurnalPasee - Sejak terjun ke dunia politik, Sandiaga selalu membawa senyuman dalam setiap
aktivitasnya. Debutnya di Pilgub DKI Jakarta banyak memukau masyarakat, dengan
tingkah laku lucunya, sebab Sandiaga selalu menampilkan diri sebagai sosok
politisi yang menyenangkan, penuh kebahagiaan, berenergi positif.
Daftar
tingkah lucu nan membahagiakan dari Sandiaga terekam dengan baik di dunia
digital. Mulai dari berjoged di depan panggung saat peresmian Thamrin City
sebagai mal sadar zakat dan amal sosial, menaiki reog di acara Kirab Kebangsaan
di Hari Pahlawan di silang Monas, hingga berpose gaya jurus silat di sesi foto
Gubernur & Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Hal
itu bahkan berlanjut hingga ketika dia menjadi calon wakil presiden. Sandiaga
misalnya Memakai petai di kepalanya di kunjungannya ke Pasar Terminal
Sukawelang, Subang, Jawa Barat. Tawa menggelegak di seluruh aktivitas Sandiaga
yang penuh kebahagiaan tersebut.
Tak
hanya berperilaku lucu, Sandiaga juga selalu membawa opini-opini soal
permasalahan di Indonesia dengan jalan yang sederhana dan memberikan kritik
yang proporsional dan santun. Nada yang dipergunakan juga tidak menghakimi.
Sandiaga
pun secara terbuka dan legowo mau meminta maaf seperti tatkala Ridwan Kamil
mengingatkan dirinya soal keberpihakan seorang pejabat daerah. Sebuah perilaku
yang jarang dilakukan politisi Indonesia.
Sandiaga
juga menampilkan aktivitas sehari-hari yang juga sangat positif, mulai dari
lari, bermain basket, bersepeda, hingga tanding renang bersama Menteri Kelautan
dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Bentuk
kampanye Sandiaga juga dikemas dengan cara yang cukup berbeda. Jika kampanye
politik cenderung serius dan berat dan monolitik, Sandi biasa menggunakan
metode dialogis. Sandiaga merubah kesan dari politisi yang terkesan memerintah,
sebagai politisi yang terkesan mengajak.
Kegemarannya
menggunakan media sosial, ikut serta tantangan #SeberapaGregetnyaLo bersama
sang istri, mengafirmasi dirinya sebagai Papa Online yang menimbulkan gelak
tawa seorang Prabowo Subianto.
Istilah
‘juniper’ bahkan dipopulerkan Sandiaga, kependekan dari julid, nyinyir dan
baper. Sandiaga mengampanyekan istilah ini untuk melawan narasi berpolitisi
yang cenderung negatif, yang julid, yang nyinyir dan yang baper. Sebagai narasi
tandingan bahwa Sandiaga adalah yang sebaliknya, yang penuh dengan kepositifan.
Maka
rumus politik kebahagiaan ala Sandiaga adalah kelucuan, kesantunan, aktivitas
positif, dan semangat positif. Dari sinilah seluruh narasi politik kebahagiaan
ala Sandiaga terwadahi, dan dengan jalan ini pula Sandiaga mengajak semua
masyarakat mengikuti narasinya, Sandiaga mempersuasi orang untuk berpihak
secara politik dengan kebahagiaan. Tawa dan kebahagiaan masyarakat adalah
kendaraan politik bagi Sandiaga Uno.
Pembangunan
narasi politik kebahagiaan yang dilakukan Sandiaga tentu otentik, sebab dia
berasal dari keluarga kaya, hidupnya sempurna, dia mendapatkan semua yang dia
inginkan. Energi positif seseorang ke lingkungannya adalah pertanda dari
kecintaan dan kepositifan di dalam dirinya.
Dan
sisi latar belakang tersebut disadari betul oleh Sandiaga, sehingga mengolahnya
tidak hanya sebagai bagian dari dirinya, namun narasi besar politik kebahagiaan
yang dia usung. Dia mampu mengeluarkan konsepsi kebahagiaan di dalam dirinya
keluar sebagai satu bentuk narasi besar berpolitik.
Hal
ini senada dengan sistem kapitalisme yang sedang berkembang di dunia semenjak
era industrialisasi. Kapitalisme bersandar pada konsumerisme. Dan sebab
konsumsi akan cenderung stagnan hanya pad level vegetatif, maka dibentuklah
nilai-nilai dalam masyarakat kapitalisme.
Nilai
ini yang disebut sebagai standar kebahagiaan. Seperti makan enak, hidup enak,
intinya adalah hidup bahagia. Slogan dari kapitalisme yaitu selalu soal
menikmati hidup, berbentuk dari ‘enjoy your food’, ‘enjoy your life’, makna
hidup di zaman ini adalah sebuah ‘joyful life’.
Sebab
kapitalisme sudah mendarah daging, menjadi sistem dari kehidupan manusia, dan
dengan upaya terus menerus fetisisme komoditas lewat konsumerismenya dengan
menciptakan makna hidup sebagai sebuah pemaknaan kebahagiaan hidup, maka
cocoklah narasi politik kebahagiaan Sandiaga Uno dengan angin zaman dalam
sistem kapitalisme.
(sumber:pinterpolitik)
Salam JurnalPasee