Keterangan Foto: Ilustrasi Kota Sodom yang hancur. (Foto: Wikipedia)
JURNALPASEE.COM - Kota Tall el-Hammam di Yordania hancur diduga akibat ledakan asteroid. Kisah yang dibongkar oleh para peneliti ini dikaitkan dengan kehancuran Kota Sodom di era Nabi Luth. Dinukil dari Nature, Senin (20/9), analisis peneliti didapat dari puing-puing Tall el-Hammam guna menemukan apa yang menghancurkan kota kuno sekitar 3.600 tahun silam. Adapun penelitian ini memakan waktu hampir 15 tahun dengan melakukan penggalian yang melelahkan oleh ratusan orang.
Penelitian juga melibatkan lebih dari dua lusin ilmuwan di
10 negara bagian di AS, serta Kanada dan Republik Ceko. Mereka terdiri dari
arkeolog, ahli geologi, ahli geokimia, ahli geomorfologi, ahli mineral, ahli
paleobotani, ahli sedimentologi, ahli dampak kosmis, dan dokter medis, catat
Kumparan.
Sebagaimana dikutip dari Science Alert, mulanya para
peneliti menduga kehancuran Tall el-Hammam disebabkan oleh kebakaran,
peperangan, ledakan gunung berapi, gempa bumi atau petir. Namun, semuanya tidak
cocok dengan temuan di lapangan. Pasalnya, investigasi sisa-sisa reruntuhan
kota membuktikan, peristiwa destruktif yang melibatkan suhu tinggi, termasuk
potongan tembikar dan logam yang meleleh. Bangunan kota yang terbuat dari batu
bata lumpur hancur berkeping-keping.
Masih dari sumber yang sama, peneliti menggunakan Online Impact Calculator untuk membuat model skenario yang sesuai dengan bukti di lapangan. Sistem tersebut memungkinkan peneliti untuk memperkirakan banyak detail dari peristiwa dampak kosmis dan ledakan nuklir. Temuannya, Kota Tall el-Hammam hancur oleh ledakan asteroid kecil. Asteroid itu awalnya melaju ke arah kota dengan kecepatan sekitar 61.000 kph. Lalu, meledak menjadi bagian bat kecil di atmosfer sekitar 4 kilometer di atas tanah. Ledakan itu sekitar 1.000 kali lebih kuat dari bom atom Hiroshima.
Menyibak misteri
Dilansir dari Times of Israel, kajian ini lahir dari sebuah
teka-teki sejarah: “Bahwa lahan pertanian paling produktif di kawasan itu, yang
telah menopang peradaban yang berkembang terus-menerus selama setidaknya 3.000
tahun, harus tiba-tiba melepaskan, lalu menolak, tempat tinggal manusia untuk
jangka waktu yang begitu lama telah memohon penyelidikan,” kata situs
penggalian.
Tim ilmuwan dari New Mexico Tech, Northern Arizona University, NC State University, Elizabeth City (NC) State University, DePaul University, Trinity Southwest University, Comet Research Group, dan Los Alamos National Laboratories menganalisis sampel dari 12 musim Tall el -Penggalian Hammam untuk menyimpulkan bahwa penjelasan paling logis untuk kematian pemukiman adalah ledakan meteor.
Makalah ini mensurvei beberapa baris bukti yang secara kolektif menunjukkan peristiwa ledakan kosmik serupa Tungus yang melenyapkan peradaban — termasuk negara-kota Zaman Perunggu Tengah yang ditambatkan oleh Tall el-Hammam — di Ghor Tengah (dataran melingkar berdiameter 25 km tepat di utara Laut Mati) ca. 1700 SM, atau 3.700 tahun sebelum sekarang (3.7kaBP),” tulis para penulis.
“Berdasarkan bukti arkeologis, dibutuhkan setidaknya 600 tahun untuk pulih dari kehancuran dan kontaminasi tanah sebelum peradaban kembali terbentuk di Ghor Tengah bagian timur,” tulis mereka.
Karena peristiwa itu, penduduk kota sontak terkejut. Suhu udara dengan cepat naik di atas 2.000 derajat Celcius. Pakaian dan kayu segera terbakar. Pedang, tombak, batu bata, dan tembikar mulai meleleh. Hampir seketika, seluruh kota terbakar. Beberapa detik berselang, kumpulan batu asteroid kecil menghantam kota. Bergerak dengan kecepatan sekitar 1.200 kph, itu lebih kuat daripada tornado yang pernah tercatat. Angin kencang mematikan meluluhlantakkan kota dan menghancurkan setiap bangunan.
Versi Alkitab dan Alquran
Dalam Alkitab dan Alquran, Kota Sodom digambarkan pusat kota dekat Laut Mati dan kehancurannya dipicu oleh batu api yang jatuh dari langit. Penghuni kota yang disebut kaum Sodom, dalam Surat Al Araf ayat 80 dan Al Ankabut ayat 28 diceritakan merupakan kaum pertama di dunia yang melakukan perbuatan keji yakni menyukai sesama jenis atau yang lebih dikenal dengan istilah LGBT.
Kembali lagi soal kehancuran Tall el-Hammam, diyakini
merupakan penghancuran kota tertua kedua dari pemukiman manusia oleh peristiwa
dampak kosmis, setelah desa Abu Hureyra di Suriah sekitar 12.800 tahun yang
lalu.